Jumat, 24 November 2017

Anak Bangsa dari Sudut Pandang Karakter dan Pendidikan

Ketidakjujuran telah menjadi masalah yang kronis dan sistemis melanda bangsa kita, bahkan telah meracuni dunia anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa kita. Ketidakjujuran tentu akan merusak karakter anak bangsa yang seharusnya berjiwa pancasila dan tanah air.
Bukan hanya itu, ketidakjujuran juga sering muncul dalam lingkup pendidikan jaman sekarang yang dilakukan murid ataupun pihak yang bersangkutan. Salah satu ketidakjujuran yang sering dilakukan namun tidak kita sadari adalah
mencontek, mencontek seakan-akan telah menjadi tradisi didunia pendidikan indonesia. Semua ini terjadi hanya karena  kurangnya kesadaran dan karakter atau sifat watak anak bangsa yang bertanggung jawab. Karakter atau watak itu harus ditimbulkan dengan memberikan pendidikan kepada anak sedini mungkin. Namun nyatanya pendidikan di indonesia masih lah mengalami penyebaran yang tidak merata. Hal ini sangatlah berat jika dibandingkan dengan harapan atau amanah bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang artinya seluruh warga negara Indonesia harus mendapat akses yang memadai terhadap pendidikan nasional. Namun tujuan pendidikan nasional yang sangat mulia tersebut dalam praktik di lapangan tidak lain hanya seperti pemanis bibir semata, hasil pendidikan nasional ini jauh dari harapan tujuan pendidikan nasional jika dipandang dari karakter anak jaman sekarang yang sering tawuran atau melakukan hal yang tidak senonoh.
Ketidakprefesionalan pendidik juga sangat berpengaruh terhadap karakter yang di didik. Bahkan didaerah tertentu terdapat instansi yang kekurangan pendidik, sehingga mengharuskan instansi tersebut memperkerjakan pendidik yang tidak semestinya pada profesinya. Dan juga pendidik atau guru yang ada, kebanyakannya telah berumur lanjutan, yang artinya masa kerjanya sampai mencapai pensiun tidaklah lama, maka perlulah pendidik muda yang handal dan sesuai dengan profesinya untuk dapat membentuk karakter anak bangsa yang bertanggung jawab dan memiliki kesadaran yang tinggi.
Namun semua ini bukanlah kesalahan pemerintahan semata, karena mewujudkan sebuah keberhasilan pendidikan karakter di Indonesia memang tidak mudah, sehingga dibutuhkan kerja keras dan komitmen yang tinggi serta kerjasama dari berbagai elemen bangsa. Fungsi kita sebagai mahasiswa adalah menjadi agen perubahan dan control sosial sangat diperlukan dalam hal ini, sehingga mahasiswa tidak hanya memberikan kritik dan wacana semata, namun juga harus dapat bertindak dan berkontribusi secara nyata di masyarakat dalam upaya pendidikan karakter di Indonesia dan diharapkan dengan cara-cara tersebut seperti adanya Gerakan Ayo Mengajar yang membantu instansi-instansi kekurangan pendidik sekaligus melatih pendidik muda dari kalangan mahasiswa untuk kelak menjadi pendidik yang handal. Semua ini tidak luput dari tujuan pendidikan nasional yang berwawasan karakter kebangsaan sehingga dapat terwujud dan hasilnya dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

by Adam Buchori - UIN Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar